Nasihat al Habib Muhammad bin Abdurrahman as-Saqqof:
Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Sholawat dan salam untuk Saidina Rasulillah saw, ahli keluarganya, dan semua yang bersamanya. Sepenjang pengalaman saya dalam bidang dakwah dan pergaulan dengan manusia, saya mendapati ada suatu perkara yang penting yang selalu ditanyakan oleh para remaja dan orang ramai: "Bagaimana menjadikan akhlaku indah dan mulia? Bagaimana saya dapat berakhlak dengan akhlak yang mulia?"
Perkara ini memeiliki dua kaidah yang penting. Jika manusia mampu memahami dan beramal dengannya, serta memberi perhatian kepadanya. dia akan mendapati akhlaknya akan berubah menjadi baik, sedikit demi sedikit.
Terdapat sebuah kisah yang diceritakan oleh seorang lelaki yang sholeh, semasa dia sedang berjalan dengan sahabat-sahabatnya dan melalui sebuah rumah, seseorang wanita di dalam rumah itu sedang memegang abu ketuhar. lalu dia membuang abu itu dan mengenai lelaki tersebut. Ketika abu itu mengenainya, lantas dia sujud kepad Allah. Orang-orang disekitarnya merasa aneh terhadap perbuatan lelaki ini.
Maka ketika dia bangun dari sujudnya, mereka bertanya: "Mengapa engkau sujud?"
Dia berkata, saya mau anda perhatikan kata-kata ini: "Seorang hamba yang lebih layak di neraka dan Allah telah menggantinya dengan abu ini, tidaklah dia patut bersujud syukur kepad Allah?"
Lelaki ini lebih mementingkan maksud antara dirinya dengan Allah, tanpa memperdulikan abu itu, siapakah yang membuangnya atau orang-orang sekeliling yang melihatnya sujud. Perhatiannya sepenuhnya kepada Allah yang Maha Berkuasa.
Dengan ini kaidah untuk berakhlak mulia ialah:
Pertama, melayani manusia sebagaimana engkau menyukai Allah melayanimu.
Maksudnya, jika seseorang telah melakukan sesuatu (yang buruk) kepadamu dan engkau sebenarnya mampu membalasnya (menyakitinya). Namun engkau berkata "ini semua terpulang padaku, balasannya ialah hak Tuhanku. Semoga apabila aku berbuat baik pada orang tersebut dan memaafkannya, Tuhanku akan memaafkanku. Allah berfirman: 'balasan yang setimpal' dan 'adakah balasan yang baik, kecuali dengan yang baik juga?"
"Biarlah aku memaafkan orang ini, semoga Allah memafkanku".
"Biarkanlah aku memberikan sedekah kepada orang ini, semoga Allah memberiku dengan yang lebih baik".
"Biarkanlah aku menundukan pandanganku daripada seseorang, semoga Allah memaafkanku dan memadamnya di dalam catatan amalku".
Kedua, melayani manusia sebagaimana engkau menyukai manusia melayanimu
Wahai para pemuda, saya berharap agar setiap daripada kalian dapat melatih diri untuk meletakkan diri pada posisi orang lain. Apapun situasinya, senantiasa meletakkan diri pada posisi orang lain. Yakni, jika seseorang berbuat kesalahan kepadamu, letakkan dirimu pada posisi orang tersebut, jika engkau yang berbuat kesalahan dan orang tersebut mampu membalasmu. atau jika ada orang lain yang mencampuri urusanmu dan berbuat salah kepadamu, letakkan dirimu "jika aku ada di posisinya dan dia ada diposisiku." Bagaimana engkau suka mereka melayanimu? Jika engkau mempraktekan kaidah ini, percayalah engkau akan melihat keajaiban dalam perubahan sikap manusia dalam pergaulan sesama manusia dan akhlak yang baik akan bertambah subur di antara kita. Maka kita akan menjadikan Allah senantiasa dekat, bila kita melayani manusia sebagaimana kita suka Allah melayani kita, sehingga kita senantiasa menjadi orang yang baik, mulia, berbudi dan senantiasa berpenampilan yang baik dalam setiap perkara.
Yakinlah bahwa kedua kaidah ini adalah kaidah yang hebat. Saya telah mencobanya dan ia merupakan hasil pengalaman kehidapan saya, InsyaAllah ta'ala. Ia dapat memberi faedah dan kita dapat mengambil faedah dari padanya, InsyaAllah ta'ala.
0 comments :
Post a Comment