ASY'ARIYYAH AW MATURUDIYYAH DALAM I'TIQOD | SALAH SATU DARIPADA EMPAT MADZHAB DALAM FIQIH | BERTARIQAT DALAM TASAWUF

Sunday, September 20, 2015

Tidak Menerima Perbedaan, Dengan Mengatakan "ini yang benar, dan yang dilakukan selama ini menyalahi sunnah!"

ditulis oleh: Ustadz Ahmad Zarkasih, Lc

Dalam literatur fiqih, kita pasti akan mendapatkan perbedaan-perbedaan (Ikhtilaf) pendapat di kalangan ulama., baik itu lintas madzhab atau juga dalam madzhab itu sendiri. Dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam masalah fiqih yang memang tempatnya ulama berijtihad.

Konsekuensi yang harus muncul ketika adanya ijtihad ialah perbedaan itu sendiri. Jadi memang perbedaan dalam masalah fiqih ialah sesuatu yang ada bukan diada-adakan. Jadi sebelum lebih jauh mendalami fiqih, seorang harus siap menghadapi perbedaan itu dan bersikap bijak dalam perbedaan itu.

Imam asy-Syatibi dalam kitabnya al-Muwafaqat, meriwayatkan qoul Imam Qatadah yang sangat masyhur sekali di kalangan para fuqaha dan pembelajar fiqih:

 من لم يعرف الاختلاف لم يشم انفه الفقه 

"Siapa yang tidak tahu (tidak mengakui) IKHTILAF, ia sama sekali tidak bisa mencium FIQIH"

Yang Benar Hanya Pendapatku...!

Tapi justru ada saja beberapa orang yang saya dapati, banyak dari mereka yang seakan-akan tidak menerima adanya perbedaan itu dan memaksakan semua orang sependapat degan apa yang ia yakini, padahal itu masalah fiqih yang belum ada kata sepakat diantara para ahli fiqih.

Mereka hidup di lingkungan yang sebenarnya tidak buta dengan syari'ah, yang kemudian orang-orang di lingkungan tersebut sudah terbiasa dengan salah satu pendapat ulama dalam masalah fiqih, dan itu yang menjadi landasan mereka dalam beribadah.

Lalu mereka datang dengan pendapat baru, yang sebelumnya tidak dikenal oleh lingkungan tempat ia tinggal lalu mengumbarnya dengan sambil mengatakan "apa yang dilakukan selama ini oleh para penduduk setempat ialah keliru dan salah, bahkan itu menyalahi sunnah".

Dengan bangganya mereka mengatakan itu dan sudah pasti perkara semacam ini menimbulkan gesekan yang amat berbekas di antara masyarakat sehingga akhirnya perpecahan tidak bisa lagi dihindari. Hanya karena ada beberapa orang yang tidak paham betul dengan masalah fiqih., akhirnya persatuan yang sudah sekian lama dibangun roboh seketika.

Padahal memperkuat persatuan dan menutup jalan perpecahan jauh lebih baik, dan semua orang sepakat ini.  Caranya dengan tidak menimbulkan gesekan di masyarakat dengan hal-hal fiqih yang setatusnya masih diperdebatkan, lalu menonjolkan perbedaannya di depan khalayak dengan bumbu "ini pendapat yang sesuai Sunnah!".

Secara langsung mengatakan bahwa yang selama ini dilakukan oleh sekelilingnya ialah jauh dari kata sunnah, lebih dalam lagi bahwa yang dilakukan khalayak sebelumnya adalah menyelisihi sunnah, padahal mereka melakukan itu bukan tanpa dasar, tapi justru dengan dasar dalil, hanya saja si pembawa berita "sunnah" itu tidak tahu adanya perbedaan pendapat.

Berbeda pendapat bukanlah sesuatu yang keliru dan disalahkan, akan tetapi jika perbedaan itu ditonjolkan di depan khalayak yang sudah paten memakai satu pendapat, bukan tidak mungkin terjadi perpecahan. Apalagi sampai keluar statement bahwa "ini yang benar, dan yang dilakukan selama ini menyalahi sunnah!", tentu yang seperti ini rawan membuahkan perpecahan.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

0 comments :

Post a Comment