ASY'ARIYYAH AW MATURUDIYYAH DALAM I'TIQOD | SALAH SATU DARIPADA EMPAT MADZHAB DALAM FIQIH | BERTARIQAT DALAM TASAWUF

Saturday, September 19, 2015

Benarkah, Madzhab Fiqih sebagai Sumber Perpecahan?

ditulis oleh: Ustadz Ahmad Zarkasih, Lc

Sampai saat ini, masing gak nyambung dan sulit memahami beberapa kawan yang dengan sangat kuat meyakini bahwa madzhab fiqih itu sumbu perpecahan umat dengan banyaknya perbedaan pendapat di antara ulama tersebut dan yang harus dilakukan adalah kembali kepada al-qur'an dan al-hadist.

Padahal tidak ada satupun ulama madzhab yang mengarang hukum. mereka semua adalah prototype manusia yang paling wara', shalih, dan takut membuat hukum sendiri setelah generasi-generasi terbaik islam sebelumnya (masa sahabat dan tabi'in).

Sayangnya, yang mengatakan madzhab sebagai sumber perpecahan itu tidak pernah belajar sejarah madzhab dan imam-imamnya. Mungkin tertalu naif buat mereka mempelajari perkataan manusia yang "tidak maksum" itu, atau sudah terlanjur gengsi. Seandainya mereka mempelajarinya dengan dada yang lapang, niscaya mereka cinta kepada sang imam-imam madzhab.

Justru, karena mereka buta madzhab dan perbedaan pendapat itulah yang akhirnya membuat mereka sangat naif dalam bersyari'at dan tentu rentan perpecahan. Memaksakan orang lain ikut pendapatnya, dan mencaci serta menjauhi mereka yang berbeda bahkan tidak segan melabeli dengan label buruk.

Jadi sejatinya siapa yang menjadi sumbu perpecahan? Para Imam Madzhab dan pengikutnya atau yang memaksakan kehendakanya di-amini-i oleh yang lain tapi tidak bisa?

Tidak ada cerita para ulama madzhab memaksakan pendapatnya kepada orang lain yang mengikuti madzhab yang berbeda. Justru para ulama madzhab-lah pelopor persatuan dalam perbedaan pendapat mereka. Contoh:
Imam Malik tidak pernah memaksakan pendapatnya yang terangkum dalam kitab al-Muwatho untuk jadi regulasi hukum Abbasiyah. Karena itu pasti menjadi masalah di tengah masyarakat yang tidak terbiasa dengan pendapat malikiyah di baghdad.
Imam Ibnu Mas'ud juga tidak pernah mencemooh Sayyidina Utsman bin 'Affan, dan justru menjadi makmum sholatnya. Padahal beliau beranggapan adanya qashar sholat bagi musafir, sedangkan Sayyidina Utsman tidak.
Tidak pula kita mendengar sejarahnya ada pengikut Imam Laiits bin Sa'd yang datang ke Madinah untuk menghina pengikut Imam Malik, karena memang Imam Lits dan Imam Malik sering berselisih pendapat dalam ijtihad-ijtihad mereka. Dan juga sebaliknya. 



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

0 comments :

Post a Comment