ASY'ARIYYAH AW MATURUDIYYAH DALAM I'TIQOD | SALAH SATU DARIPADA EMPAT MADZHAB DALAM FIQIH | BERTARIQAT DALAM TASAWUF

Tuesday, October 13, 2015

Nasehat al-Imam Asy-Syahid Dr. Muhammad Sa'id Romadlon Al Buthy Untuk Para Pecintanya

Al Imam Asy Syahid Dr. Muhammad Sa’id Romadlon Al Buthy adalah sosok ulama’ yang dicintai ummat. Kedalaman ilmunya, dan ketulusan setiap tuturnya, mampu mengobrak-abrik bongkahan karat dalam sanubari setiap pendengarnya. Kitab-kitab karyanya menjadi rujukan di dunia Islam. Maklum jika saat kepergiannya, mengundang duka bagi segenap pecintanya.

Robbi fanfa’naa bibarkatihim, wahdinal husna bihurmatihim, wa amitnaa fii thoriiqotihim, wamu’afatim minal fitani. Selamat Meraup Samudra Hikmah dari Nasehatnya… smile emotikon

—————

“…..Bangun subuh tepat waktu setiap hari, itu kalau tidak mampu bangun beberapa saat sebelum subuh, kita mulai hari kita dengan shalat subuh berjamaah di masjid terdekat, kemudian terus berusaha berzikir dan berdoa setelah shalat, kalau tidak ada kesibukan lanjutkan hal itu sampai matahari terbit…”.

“…Setiap kali mendengar adzan, apapun kegiatan kita, dimanapun kita berada, hendaknya segera menuju masjid terdekat dan melaksanakan shalat berjamaah. Sehari semalam cuma 5 kali, sebut saja setiap waktu shalat 10 menit, sehari semalam hanya 50 menit. 50 menit itu tidak akan mengganggu kesibukan dunia kita…”.

“…Sepanjang hari, kita berusaha untuk tidak melewati waktu dengan hal-hal negatif, usahakan melewatinya dengan hal-hal yang baik-baik. Kalau kamu pelajar, ya belajar yang tekun. Kalau kamu bekerja, bekerjalah dengan baik dan carilah rejeki yang halal…”.

“…Apabila malam tiba, ketika harus beristirahat, ingatlah bahwa bisa jadi ini tidur terakhirmu dan besok pagi kamu tidak akan bangun lagi. Maka hendaklah kita muhasabah diri, waktu-waktu yang telah kita lewati dengan maksiat, beristighfar, kalau memang ini tidur tidak akan bangun lagi, semoga hari-hari yang telah berlalu dengan dosa agar diampuni Allah, serta doakan juga saudara-saudara kita. Kemudian membaca surat al kafirun, muawwizatain, dan al ikhlas…”.

“…Apabila kita sedang bergelimang nikmat atau sedang ditimpa musibah, jangan pernah lupa bahwa hanya Allah yang mampu memberi, mencegah, memberi manfaat atau memberi madharat, hanya Allah yang berkuasa melakukan itu, manusia tidak akan mampu melakukan apapun kepadamu tanpa kekuasaan Allah. Sadari itu, dan gantungkan hatimu pada Allah, bersyukur atas nikmat dan bersabar atas cobaan dan Dialah tempat berkeluh kesah…”.

“…Apabila telah selesai melaksanakan shalat dan telah melakukan dzikir selepas shalat, jangan beranjak dulu dari atas sajadah sebelum mengangkat dua tanganmu dan berdoa pada Allah dengan segala kerendahan diri, curahkan seluruh keluh kesah dan beban duniamu pada-Nya, Dia Maha Mendegar. Ungkapkan syukurmu apabila seharian kamu bahagia dengan nikmat-Nya, ungkapkan keinginanmu, tumpahkan isi hatimu, kalau kamu bisa curhat pada manusia sampai kamu menangis, padahal manusia tidak bisa apa-apa, hanya bisa mendengar, maka sudah sewajarnya kamu curhat demikian pada-Nya, karena Dia tidak saja mendengar, tapi mampu memberikan solusi dan mewujudkan keinginanmu…”.

“…Apabila kamu sesak dengan perlakuan manusia, kamu merasa mereka membencimu, berusahalah jangan sampai kamu berada di posisi yang dibenci Allah, lebih baik bumi dan langit membencimu, tapi Allah mencintaimu, daripada seluruh bumi dan langit mencintaimu, tapi Allah murka padamu…”.

“…Apabila nafsumu mengajakmu mengghibahi saudaramu, membicarakan kejelekan saudaramu, ingatlah bahwa kamu juga punya kejelekan dan aib, hanya saja Allah masih menutupnya, kapan saja kalau Allah membuka aibmu, kamu bisa jadi pembicaraan manusia siang malam. Kalau kamu ingat itu, pasti kamu akan malu di depan Allah…”.

“…Berusahalah untuk menjaga kebersihan hatimu, jauhkan dia dari iri, dengki, dan penyakit hati lainnya. Jadikan modalmu menghadap Allah kelak adalah hati yang bersih, qalbun salim. Sedikit amal ibadah, mungkin bisa membantumu kelak selama hatimu bersih. Tapi ibadah yang banyak tidak ada gunanya apabila kelak kamu menghadap-Nya dengan hati penuh dendam, kebencian, dengki dan kotoran…”.

“…Apabila nafsumu mengajakmu melakukan dosa, ingatlah kematian, ingat mati mampu mengurangi keinginan maksiat, ingat mati mampu menambah ketaatan. Kalau kematian tidak bisa menjadi penasehat dan pengingatmu, maka kamu sebenarnya sudah mati, hanya jasadmu saja yang masih berjalan….”.

Sumber: Catatan Ustadz Saeif Alemdar
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

0 comments :

Post a Comment